As-salāmu ‘alaikum
Salam literasi bagi para pejuang pena di seluruh penjuru nusantara.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang penulisan sifat Allah dengan baku.
Yups … pembahasan yang dimaksud adalah menulis kata “maha” yang mengacu pada nama atau sifat Allah. Sedikitnya, aturan penulisan kata “maha” disertai kata yang mengikutinya ada dua, yaitu sebagai berikut:ā
Maha + Kata Dasar
Bentuk “maha” yang diikuti kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Allah—kecuali kata esa—ditulis serangkai.
Contoh:
Allah Yang Mahakuasa
Allah Yang Mahabaik
Kecuali kata esa, maka ditulis terpisah:
Allah Yang Maha Esa
Maha + Kata Turunan
Bentuk “maha” yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Allah ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Allah Yang Maha Pengasih
Allah Yang Maha Penyayang
Allah Yang Maha Pengampun
Nah, kesimpulannya adalah jika kata “maha” diikuti oleh kata dasar, maka ditulis serangkai. Sedangkan jika kata “maha” diikuti oleh kata turunan, maka ditulis terpisah. (Baca juga: Kata Dasar dan Kata Turunan)
Demikian pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Salam Literasi!
Was-salāmu ‘alaikum
Sumber: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Edisi Keempat