Kalau aku hijrah, aku akan dapat …
- Jodoh yang saleh
- Hati mantan yang sudah hijrah duluan
- Kehidupan baru tanpa masalah
Setelah semuanya dapat, matinya masuk surga
Kalau hal-hal tersebut adalah apa yang kamu bayangkan saat mendengar kata hijrah, istigfar!
Berkacalah! Jangan-jangan kamu punya bakat jadi nepotis yang ingin masuk surga pake orang dalam.
Jadi gini …
Saat kamu memilih untuk berhijrah, itu artinya kamu telah memilih untuk menempuh jalan kebenaran. Tapi, bukan jalan kebenaran namanya kalau tak terjal.
Hijrah jangan diartikan sebagai jalan pintas menuju kesuksesan dunia dan akhirat! Sebab kehidupan dunia dan akhirat, keduanya sama-sama perlu untuk diperjuangkan.
Perhatikan ayat berikut:
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 214
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa menjadi orang yang lebih saleh tidak menjamin hidupmu akan semulus aspal Jalan Parangtritis. Justru semakin taat dirimu, semakin berat ujian hidupnya, serta semakin besar pula ganjarannya.
Seorang sahabat pernah bernasihat, “Jangan ngimpi bakal masuk surga kalau belum menguasai ilmu ikhlas!”
Hijrah ke jalan taat tidak menawarkan akses VIP untuk perjalanan hidupmu. Tak pula memberi tiket VVIP untuk gerbang janah.
Tapi ia memberimu kesempatan untuk memperoleh pertolongan-Nya.
Jika terdapat manfaat dalam konten ini, sungguh dari Allah datangnya manfaat itu. Namun jika terdapat kekeliruan, sesungguhnya kami juga berlumur dosa, maka nasihatilah dengan akhlak seorang muslim terhadap sesamanya.