Oleh: M Mahyan Masbuby
Lisa yah itulah namaku,orangnya kecil,imut,putih kulitnya,Panjang rambutnya.hahaha seru juga rasanya bisa memuji diri sendiri.oiya hari ini aku lagi puasa lho walaupun berat juga saat sahur,aku orangnya susah banget dibangunin kata umi “umi capek lisa bangunin kamu,selalu tidur lagi saat udah bangunin”hehehhe maaf umi lain kali kalau Lisa bangun nggak tidur lagi deh .kata abi saat bulan Ramadhan pahala dan dosa akan dilipat gandakan.Jadi semangat ya menjalankan Ibadah-Ibadah di bulan yang penuh berkah ini.
Sekian catatan harianku semoga bulan ini aku bias menemukan sebuahpelajaran.
Lisa
“Lisa ayo cepet udah pulang nih”gumam seseorang dari arahpintu .
“Iya ini juga baru selesai,tunggu ya”jawab lisa sambil merapikan tumpukan buku yang berserakan
“yaudah tapi cepet ya”
Setelah semua selesai bergegas Lisa pulang bersama temannya meninggalkan SDN 70,Lisa yang saat itu masih duduk di bangkukelas 3 bersama temannya,Aini.
“Lisa yakin mau pulang sendiri?? Gak sama akusaja? Bentar lagi aku dijemput orang tuaku lho”Tanya Aini
“Ndak apa-apa kok ni makasih,aku naik becak aja” jawab Lisa
“Yaudah hati-hatiya”
Di sebuah perempatan agak jauh dari rumah Lisa,ia dikagetkan dengan suara
“Becak nak??”Tanya seseorang dengan suara agak serak
Sontak Lisa menoleh sedikit ke arah datangnya suara,tampak seorang kakek,mendadak Lisa merasa takut akan terjadisesuatu.
“Ndak Kek terimakasih”ujar Lisa dengan kepala tertunduk
Namun setelah menjawab ,niat Lisa berubah iba dengan kondisi kakek yang menawarkan jasa becak padanya .Ia sangat tua ,rambutnya beruban,kondisi beliaubegitu memperihatinkan dengan pakaian compang campin,tangan kiri beliau tidak ada,beliau juga mengenakan peci hitam yang kumuh.Disamping becak yang beliau kendarai terpampang kantong yang lumayan banyak berisi sampah.
“yaudah nak hati-hati di jalan”ujar kakek pergi meninggalkan Lisa namun
“Tunggu kek saya mau kok” gumam lisa sambil mengejar kakek.
Dalam perjalanan Lisa berfikir “Kenapa kakek ini masih bekerja? Disaat usia tua pada umumnya tak bekerja dan tingal menikmati hidup dengan anak cucunya,dimana merekasemua?? Apakah mereka semua meningglkan beliau??”.Penuh pertanyaan yang berputar-putar di benak Lisa,rasa penasaran Lisa sudah tak tertahankan lagi,dan ingin mengutarakansemua pertanyaan yang membuat resah Lisa.
“Kek,kakek puasa??”tanya Lisa.
Namun pandangan kakek masih lurus kedepan seolah-olah ia tak mendengarkan apa yang Lisa katakan
“Kakek…..” Tanya lisa dengan nada sedikit keras.
“Ahh iya nak, ada apa??” jawab kakek
“Kakek puasa??” gumam Lisa
“ahh apa???” Tanya kakek sekali lagi
“Kakek hari ini puasa??”tanya Lisa
“Iya kakek puasa hari ini,maaf ya nak kakek kurang bias mendengarkan,satu telinga kakek tuli,satunya lagi kurang bias mendengarkan dengan jelas”jawab kakek.
Lisa tersentak hatinya mendengar pernyataan beliau,ia tuli sebelah,satu tangan beliau tak ada.Namun beliau masih semangat dalam mencari rezeki,tak mau berpangku tangan meskipun beliau terhalangan keterbatasan.”yaallah terima kasih engkau berikanaku pelajaran yang begitu mulya lewat beliau ,meskipun aku masih kecil tapi apa yang abi katakan tentangmu yaallah,aku merasa bersyukur engkau tampakkan dihadapanku sebuah nasihat bahwa jangan bergantun pada seseorang meskipun pada saat kita punya keterbatasan”gumam lisa dalamhati.
“Kek ini buat apa ??” dengan nada sedikit keras agar dapat didengar beliau sambil menunjuk kantong berisi sampah
“untuk dijual nak buat makan kakek,saat becak sambil ngumpulin sampah”jawab kakek
“Setiap harinya kakek biasanya dapat uang berapa??”tanya Lisa semakin penasaran
“kadang sepuluh ribu itu juga kalau ada yang naik becak dan sampahnya satu karung penuh” jawab kakek.
Lisa terheran-heran,uang sepuluh ribu bias buat makan setiap hari? Buat makan dan kebutuhan sehari-hari apa cukup?.Berbagai pertanyaan timbul dalam benak Lisa dan semakin memancing rasa penasaran Lisa tentang kehidupan kakek.
“kakek tadi sahur ??”tanya Lisa
“Ndak nak,dirumah kakek ndak ada makanan buat kakek makan,uang saja tidak punya .”ujar kakek
“lantas anak,istri,cucu kakek dimana?” tanya Lisa
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Lisa membuat kakek terdiam sejenak.Melihat wajahkakek Lisa sangat menyesal melontarkan pertanyaan yang terbilang lancing dan kurangsopan.
“Maaf kek” kata Lisa dengan nada menyesal sambil menundukan kepala
“ndak apa-apa nak,sebenarnya kakek ini hidup sendirian sebatangkara.Istri,anak kakek pergi entah kemana ,sampai sekarang juga kabarnya kakek masih tidak tahu.Semenjak tangan kakek diamputasi karena kanker,banyak biaya yang dikeluarkan sampai-sampai harus menjual rumah,istri beserta anak-anak kakek pergi tanpa sepengetahuan kakek.Alhasil kakek pada saat itu tinggal dibawah jembatan tol,beralaskan kardus-kardus bekas.Pernah seminggu kakek Cuma makan duakali,tapi sekarang alhamdulillah kakek diberi tempat tinggal seadanya dan becak ini nak dari warga sekitar.Maaf ya nak kakek malah cerita Panjang lebar,entah mengapa kakekmerasa lega biasa ngungkapin semua permasalahan yang kakek alami” jawab kakek
“Kek,boleh gak kakek tunjukan jalan ke rumah kakek sebentar.” Tanya Lisa
“Buat apa?? Orang tuamu nyariin kamu nanti” jawab kakek
“gk apa-apa kek nanti Lisa bisa jelasin”kata Lisa.
Pemanfangan tang sangat memperihatinkan terpampang di hadapan Lisa .Sebuah gubuk sederhana yang semuanya terbuat dari terpal,sampah-sampah dan sisa daun berhamburan disekitar gubuk,bersandar di samping pohon membuat suasana tenda sejuk akan tetapi suasana itu menjadi mengerikan saat hujan datang,terpal yang menjadi atap gubuk dipenuhi lubang-lubang,sehingga air dapat masuk kedalam tenda,tak terbayang seorang kakek hidup sebatang kara di gubuk yang sangat tidak layak dihuni.Saat hujan tiba sang kakek hanya bisa merasakan hawa yang sangat dingin,didalam tenda hanya ada bantal untuk kakek tidur,disamping tenda terdapat tumpukan kayu mungkin digunakan kakek untuk memasak.Didepan gubuk terdapat jemuran yang kakek buat dengan tali,untuk mandi alhamdulillah ada sungai yang jaraknya dekat dengan gubuk.melihat kondisi gubuk kakek membuat hati Lisa terdorong untuk membantu sang kakek.
Sampai dirumah Lisa langsung menemui Umi,tanpa melepas seragam,dasi,kaus kaki yang masih terpakai.Lisa datang pada umi dengan tergesa-gesa
“Umi-Umi nanti kita buka puasa makan apa??” tanya Lisa
“Makanan kesukaanmu Lisa ,ayan goreng,sate ayam,dan sup.Kamu kenapa Lisa kelihatannya tergesa-gesa??” tanya umi
“ndak apa-apa Umi *sambil menghela nafas* nanti waktu buka puasa Lisa bantu masak ya Umi”jawab Lissa
“iya boleh,Lisa sekarang ganti baju di kamar,belajar,dan jangan lupa nanti sore ngaji dimasjid ya”kata Umi sambil mencium kening Lisa.
Sore hari saat senja sang surya mulai tampak menandakan waktu maghrib kurang sepuluh menit,Lisa menantikan waktu ini setelah membantu Umi sejak sore tadi,bukan untuk segera berbuka puasa melainkan untuk pergi ke gubuk kakek memberikan tiga kotak makan yang sudah Lisa siapkan sore tadi,Lisa ingin melihat senyum sang kakek saat Lisa memberikannya.
“Abi-abi”tanya Lisa pada Abi saat dimeja makan menunggu waktu berbuka
“iya Lisa??” jawab Abi
“Abi mau gak ikut Lisa??”bisik Lisa
“Lisa mau kemana?? Sebentar lagi kan waktu buka??” tanya Abi
“Iya Abi,ini Lisa mau beri seorang kakek makan Abi buat buka puasa kasihan,Lisa tahu kok tempat tinggalnya” jawab Lisa
*Tanpa berfikir panjang*
“Ayo Lisa kasihan beliau sudah menunggu,Abi bangga sama kamu Lisa”kata Abi dengan Senyum
Di perjalanan Lisa menceritakan bagaimana ia bertemu dengan sang kakek dan menceritakan betapa prihatin kehidupan kakek yang terus menerus ditimpa cobaan.
“Lisa mau Abi,kakek itu tinggal dengan kita “ujar Lisa mantab
“kalau itu mau Lisa Abi juga senang kamu bisa bermain sama beliau setiap hari” kata Abi
Sampai digubuk,Lisa langsung berjalan cepat sambil menggenggam tangan Abi menuju gubuk sang kakek,setengah jam lebih perjalanan yang panjang akhirnya tiba,karena lokasi gubuk berada di dalam jurang terpaksa motor yang dibawa Abi ditempatkan jauh diatas jurang.
“Tunggu Lisa,beliau tinggal disini? Kamu yakin??” tnaya abi sambil menyalakan senter lewat handphone
“iya Lisa yakin kok” jawab Lisa mantab
Tiba digubuk yang hanya diterangi satu cahaya dari nyala obor yang diselimuti suasana mencekam karena hari sudah terbenam ditambah tempat gubuk jauh di ujung dasar jurang.
“Assalamualaikum”ujar abi didepan gubuk
“Walaikumsalam” jawab seorang kakek dengan terbatuk-batuk.
“Kakek ini aku Lisa,yang bertemu dengan kakek tadi lho dijalan” gumam Lisa
“oo kamu,Lisa mengapa datang kesini lagi??” tanya Kakek pada Lisa
“Kedatangan kami ingin memberi rezeki ini buat Kakek” sahut abi dan Lisa menyerahkan kotak makan yang sedari tadi dibawanya.
“Dan juga maksud kedatangan kami untuk-“ Abi pun menceritakan apa maksud mereka datang untuk mengajak kakek tinggal dengan mereka,karena mengingat Lisa butuh teman bermain sambil belajar.Awalnya kakek menolak namun setelah banyak upaya untuk membujuk akhirnya kakek bersedia tinggal dengan mereka,mendengar perkataan kakek Lisa senang sekali karna ada banyak hal yang ia bisa habiskan untuk belajar dan bermain dengannya,hari-hari Lisa akan selalu ceria bersama kakek karena Lisa ingat semua kakek,nenek Lisa sudah wafat saat Lisa masih kecil.
Seminggu berlalu dibulan ramadhan bersama sang kakek,sekarang kehidupan kakek begitu manis karna ada orang terdekatnya yang sekarang ia anggap sebagai keluarga,kehangatan terasa di hati kakek,rasa kasih sayang begitu melekat di hari-hari beliau.Pagi hingga siang ia bermain dan belajar dengan Lisa di sebuah rumah milik Abi Lisa yang kini ditempati oleh kakek .Saat sore hari aktivitas kakek dengan Lisa adalah membagi-bagi makanan dan takjil untuk para pemulung disekitar rumah,saat waktu buka Lisa akan membawa makanan untuk kakek makan bersama Lisa.Begitu banyak pelajaran yang bisa Lisa petik dari kegiatan berderma mulya tersebut.
Suatu pagi seperti biasa Lisa berkunjung ke tempat kakek
“Krekk……” pintu rumah kakek terbuka
“Assalamualaikum kek..” gumam Lisa,namun tak terdengar suara jawaban dari kakek,mungkin kakek tak mendengarnya akan tetapi masih tak terdengar suara jawaban kakek,berkali-kali Lisa mengulang salamnya,karena penasaran Lisa masuk mencari kakek.Dengan suara langkah kaki Lisa yang berbunyi sendiri deitemani suara ruangan yang sepi cukup membuat Lisa mulai khawatir apa yang sedang terjadi pagi ini. Ya benar saja saat Lisa melihat ruangan untuk beribadah ,ia melihat sang kakek tengah sujud saat shalat,entah shalat apa yang ia kerjakan,beliau sujud sangat lama layaknya sebuah bau yang tak bergerak sedikitpun.
Satu jam berlalu Lisa masih duduk disebelah kakek mulai herang “kakek sujudnya lama ya?? Ada apa??” Lisa pun memberanikan diri menyentuh kakek,awalnya tidak terjadi sesuatu namun saat lisa memegang punggung kakek dengan sedikit menggoyangkan tiba-tiba kakek ambruk kesebelah kanan.Lisa begitu terkejud dan panik apa yang sebenarnya terjadi dengan kakek.Lisa langsung berlari mencari Abi dan Umi,saat tahu apa yang dibicarakan Lisa mereka segera memeriksa kondisi sang kakek.Ternyata beliau sudah wafat.
Lisa yang tahu kakek sudah meninggal seketika menangis dengan keras,Umi dan tetangga-tetangga berusaha menenangkan Lisa.Banyak orang datang untuk melayati,memandikan,dan mensholati kakek juga mengantarkan sampai ke liang lahat.Pada saat mengantarkan,Lisa berusaha terlihat tidak menangis dan tetap tegar melihat jenazah kakek tertimbun tanah.Rasa sedih masih menyelimuti Lisa di lantai dua rumahnya Lisa menatap senja dikala itu,terbayang saat ia pertama kali menolong kakek dengan tiga buah kotak makan masih menari dipikirannya,Lisa berusaha menghilangkan kesedihan yang terus menerus menghantui dengan menulis apa isi hati Lisa yang dirundung kesedihan dihalaman terakhir ia menulis sebuah kalimat yang begitu membekas di pikiran Lisa.”Mentari Ramadhan cahayamu takkan pernah sirna karena cahayamu akan terang atas naungan sang ilahi rabbi”.