Oleh: Anis Fitria
Alif sedang berpikir dengan keras untuk menentukan siapa yang akan diundang dalam melaksanakan acara buka bersama di rumahnya. Karena orang tuanya hanya meyetejui salah satu dari dua pilihan, jadi Alif harus memilih apakah teman sekelasnya di sekolah atau teman sekelasnya di TPQ. “ Lif,sudah ketemu pilihannya?” tanya mama Alif didepan kamarnya.
“Hmm, sudah Ma ! Alif akan mengundang teman sekelas Alif di sekolah saja Ma.”
“Kalau begitu besok teman-teman Alif ya, jangan lupa! Kalau gitu Alif sekarang tidur ya udah malam. Besok biar gak telat bangun sahur kayak tadi.”
“Iya Ma.”
Kring..kring..kring jam beker Alif berbunyi dengan nyaring. Karena suaranya yang nyaring akhirnya Alif terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk sahur bersama orang tuanya. Setelah sahur biasanya Alif akan mengaji bersama orang tuanya dan sholat subuh berjamaah, setelah itu Alif akan bersiap untuk pergi ke sekolah. Hari ini Alif sudah siap untuk pergi menuju ke sekolah lebih awal dari biasanya.
“Pa, Alif sudah siap berangkat ke sekolah.”
“Loh tumben udah siap baru jam enam loh biasanya Alif kan berangkat jam setengah tujuh. Yakin mau berangkat sekarang?”
“Iya Pa”
“Yaudah kalau gitu papa ambil tas papa dulu ya.” Alif menunggu papanya mengambil tas di ruang tamu bersama mamanya. Padahal memang masih pagi dan tidak biasanya Alif sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah.
“Alif kok tumben mau berangkat pagi? Udah mulai semangat sekolah ya hari ini?”
“Hehehe enggak kok Ma. Alif sekarang semangat untuk pergi ke sekolah karena sekarang kan hari terakhir Alif sekolah Ma. Terus besok udah mulai libur panjang Ma,” mendengar jawaban Alif mamanya hanya bisa tersenyum karena jawaban yang diucapkan oleh Alif tadi.
“Kamu ya, kalau udah mau libur baru semangat. Ya udah kalau gitu sana berangkat, papa udah turun tuh.”
“Iya ma assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” setelah mencium tangan mamanya Alif segera bergegas untuk mengejar papanya yang sudah masuk ke dalam mobil.
“Hati-hati ya!” ucap mama begitu mobil Alif dan papanya akan berangkat.
“Jadi, nanti yang diundang untuk buka bersama siapa Lif ?” tanya papanya
“Teman sekelas Alif di sekolah Pa.”
“Kalau gitu jangan lupa untuk kasih tau undangannya ke teman-teman Alif ya. Beritahu sama teman Alif untuk mengajak orangtua mereka juga. Nah Alif udah sampai, belajar yang rajin ya.”
“Iya Pa.” Setelah mencium tangan papanya Alif turun dari mobil dan segera bergegas untuk pergi menuju ke dalam kelas.
Sesampainya di kelas Alif segera duduk ditempat duduknya. Karena sekarang hanya terdapat agenda bersih-bersih kelas maka Alif dan teman-temannya segera membersihkan ruang kelasnya. Setelah membersihkan kelas maka bagi murid yang masih memiliki tanggungan untuk hafalan juz amma maka diwajibkan untuk menyetorkannya. Karena Alif tidak memiliki tanggungan hafalan juz amma maka Alif dapat beristirahat setelah kerja bakti membersihkan kelas.
“Datang jam lima ya teman-teman! Ajak orangtua kalian juga!” Kata Alif kepada teman-temannya sebelum pulang.
Setelah bel pertanda pulang berdering Alif segera berlari menuju gerbang dan ternyata mamanya sudah menunggunya didalam mobil.
“Assalamualaikum Ma !” salam Alif begitu ia masuk kedalam mobil sambil mencium tangan mamanya.
“Waalaikumsalam, Alif sekarang bantu mama belanja dulu ya ke supermarket. Beli bahan buat masakan nanti.”
“Iya ma.”
Sesampainya disana Alif membantu mamanya untuk mengambilkan bahan yang dibutuhkan yang berada dirak yang terjangkau oleh Alif. Setelah membeli semua bahan yang dibutuhkan Alif dan mamanya segera menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya. Karena bahan yang dibeli cukup banyak,jadi Alif ikut membantu mamanya membawakan barang belanjaannya. Meskipun hanya membantu membawakan barang yang kecil dan ringan,tapi mamanya cukup terbantu dengan apa yang dilakukan Alif. Untuk barang belanjaan yang besar mereka taruh dibagasi mobil dan lainnya ditaruh dibangku belakang mobil. Setelah itu Alif dan mamanya bergegas untuk pulang dan mempersiapkan acara buka bersama. Ketika sudah sampai dirumah Alif segera membantu mamanya untuk membenahi barang belanjaannya tadi.
“Sekarang Alif ganti baju dulu, terus sholat dhuhur ya. Nanti kalau sudah selesai sholat Alif boleh tidur,” ucap mamanya ketika selesai membenahi barang belanjaannya.
“Iya Ma.”
Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh mamanya, Alif segera bergegas untuk sholat dan setelah itu menggati pakaiannya dan bergegas untuk tidur.
“Lif, Alif.. bangun Lif! Ayo mandi terus sholat ashar!” Alif langsung terbangun ketika mendengar suara mamanya membangunkannya itu.
Begitu ia bangun Alif segera mandi dan mengganti pakaiannya setelah itu ia bergegas untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah sholat ashar Alif segera turun menuju dapur untuk melihat apakah ada yang perlu dibantu atau tidak.
“Eh, Alif, mama boleh minta tolong nak?”
“Boleh. Apa Ma?”
“Tolong belikan mama es batu di toko dekat gang ya. Alif bawa sepeda ya. Belikan lima ribu. Terimakasih ya”
“Iya ma.”
Setelah Alif menerima uang dari mamanya, Alif segera mengeluarkan sepedanya dari garasi dan mengayuhnya menuju toko es batu yang berada tepat diujung gang,seperti yang dikatakan oleh mamanya tadi. Begitu sampai ditoko Alif langsung menyerahkan uangnya dan menerima es batunya, Alif segera bergegas untuk pulang. Ketika Alif mulai mengayuh sepeda dengan cepat, ia melihat seorang bapak tua dengan anaknya mengorak-arik tong sampah di setiap rumah. Ketika Alif mulai memperhtikan tingkah mereka, ternyata mereka mencari makanan dari tong sampah yang masih bisa untuk dimakan. Setelah melihat hal tersebut, Alif tidak bisa untuk tidak memikirkannya hingga ia tiba dirumahnya. Di ruang tamu ayahnya sudah sibuk untuk menggelar karpet, sedang mamanya masih sibuk dengan masakannya.
“Alif tolong taruh makanan yang ada diatas meja ke ruang tamu ya.” Ucap mamanya.
Alif segera melaksanakan perintah yang diberikan oleh mamanya. Ketika semua makanan sudah tertata dengan rapi diruang tamu,dan mama papa Alif juga sudah terlihat rapi, satu per satu teman-teman Alif datang bersama orangtuang mereka.
Dung..dung..dung.. allahu akbar allahu akbar. Alhamdulillah! Akhirnya adzan magrib terdengar juga. Sebelum berbuka papa Alif memimpin doa terlebih dahulu, setelah itu baru berbuka. Semua yang hadir disana menyantap makanan dengan lahapnya. Tak terasa ternyata jam sudah menunjukkan pukul 18.30, jadi teman-teman Alif mulai meninggalkan rumahnya dan bergegas untuk menuju kerumahnya masing-masing.
Ketika seluruh teman-teman Alif telah pulang, alif dan mamanya segera membereskan piring dan gelas yang kotor. Sedangkan papanya membersihkan ruang tamu dan menggulung kembali karpet. Ketika selesai pulang dari mushola untuk melaksanakan sholat tarawih, Alif tiba-tiba teringat dengan apa yang telah dilihatnya tadi.
“Ma,masakan mama masih banyak kan?” tanya Alif secara tiba-tiba kepada mamanya.
“Iya. Masih banyak Lif, Alif masih mau makan?”
Alif menjawab pertanyaan mamanya dengan gelengan kepala.
“Terus kenapa?”
“Mama punya kotak kardus buat bungkus makanan kan?”
“Iya kenapa?”
Alif langsung menceritakan kejadian yang dilihatnya tadi.
“Jadi Alif pingin sedekahin masakan mama kepada mereka Ma.” ujar Alif begitu selesai bercerita.
“Karena ini masih pukul 20.00, jadi sepertinya masih bisa. Iya kan pa?”
“Iya. Jadi sekarang Alif bantuin mama siapin makanannya, papa siapin mobilnya.” Mendengar jawaban papanya Alif sangat senang karena ia bisa membantu orang-orang disekitarnya.
Setelah makanan sudah dibungkus Alif membantu mamanya untuk memasukkan makanannya kedalam bagasi mobil. Mobil langsung melaju dengan cepat begitu Alif dan mamanya telah memasukinya. Alif segera memberi tahukan tempat dimana ia melihat kejadian itu tadi sore,karena mungkin orang tersebut berada disekitar sini. Dan benar saja seorang bapak tua dan anak kecil yang umurnya lebih kecil dari Alif sedang tertidur diteras sebuah toko yang tutup. Alif dan kedua orangtuanya segera turun dan menghampiri bapak dan anak tersebut sambil membawakan bungkusan makanan dan air minumnya. Ketika bapak tersebut sadar bahwa ada yang mendekatinya,bapak tersebut langsung melihat Alif yang sedang menghampirinya itu dengan terheran-heran. Karena mengetahui apa yang dipikirkan oleh si bapak, papa Alif segera menjelaskan maksud kedatangan mereka tersebut.
“Ya Allah.. syukur alhamdulillah. Terimakasih ya bapak, ibu,dan adik,” ucap bapak tersebut setelah mendengar penjelasan papa Alif.
“Iya, Pak. Sama-sama,” ucap mama Alif sambil menyerahkan makanannya.
Begitu menerima bungkusan makanan tersebut, bapak tersebut langsung membangunkan anaknya tersebut dan memberikan salah satu bungkusan makanan kepadanya. Keduanya begitu menikmati makanan yang diberikan oleh Alif dan kedua orang tuanya itu. ketika melihat hal tersebut Alif begitu tersadar bahwa diluar sana banyak sekali orang-orang yang untuk makan sehari-hari saja susah. Mendapatkan makanan dari dalam tong sampah pun mereka juga sudah sangat bersyukur. Sedangkan dirinya? Ia masih sering pilih-pilih makanan dan terkadang juga membuang-buang makanannya jika ia tidak menyukainya. Hal tersebut menjadikan Alif tersadar oleh sikapnya yang terkadang kurang bisa bersyukur dengan apa yang ia punyai. Jadi dengan hal tersebut ia bisa mengambil hikmah dari apa yang sedang dilihatnya hari ini.