Oleh: Galih Cahya Pratama
Bulan puasa adalah dimana kita harus menahan rasa lapar, menahan hawa nafsu, dilarang berpacaran, dilarang marah-marah, dilarang ngomong jorok, dilarang membohongi teman, banyak deh pokoknya.
Banyak sekali hal yang bisa dilakukan saat bulan puasa, kita bisa buka puasa bareng, takbir keliling membangunkan orang sahur, baca Al-Qur’an biar pahalanya banyak, ngabuburit, jalan-jalan sambil menunggu berbuka puasa, reuni sebelum lebaran, bagi yang sudah lulus sekolah, banyak banget pokoknya kalau tak sebutin semua bisa-bisa penuh.
Di saat bulan puasa banyak sekali lagu-lagu religi yang di putar, musisi indonesia pun juga berlomba-lomba menciptakan lagu religi, maka dari itu, ketika aku mutar lagu religi di hari-hari biasa, aku jadi keingat saat-saat bulan puasa.
Kalau lagi bulan puasa, sekolah pasti mengurangi jam pelajaran, pulang sekolah pun jadi agak pagian, jika bulan puasa guru-guru waktu ngajar di kelas, tidak ada yang marah-marah kalau muridnya lagi tidak bisa, mungkin guru-guru takut puasanya kalau batal.
Lah maka dari itu, terkadang aku suka jail sama temanku, kalau dia aku jail’i marah, tinggal bilang aja, “puasa-puasa di larang marah, nanti puasanya batal”, selain itu kita juga tidak boleh melihat wanita yang cantik terlalu lama, soalnya akan menimbulkan hawa nafsu.
Contoh saja ketika aku melihat Diana yang waktu itu dandan sangat cantik, soalnya jilbabnya baru, aku pun tidak melihat wajahnya takut puasaku batal, aku hanya lihat jilbabnya saja yang baru, biar puasanya enggak batal.
Hari pertama puasa, waktu itu subuh-subuh, aku dibangunin oleh orang tua ku untuk makan, rasanya masih pengen tidur, bapakku kemudian tarik-tarik tanganku, aku pun tidur lagi, bapakku narik tanganku lagi, aku pun tidur lagi, persis kayak anak SD.
Aku pun akhirnya bangun, makanan yang aku makan pada waktu itu nasi sama telur, makan di saat subuh-subuh itu rasanya enggak enak, bawaannya pengen muntah, makanannya pun enggak aku habiskan, dan aku langsung tidur, ketika aku mau tidur aku dihantui rasa dosa, karena enggak ngehabisin makanan, aku pun akhirnya bangun dan menghabiskan makanan itu lagi.
Setelah itu keesokan harinya aku berangkat sekolah, waktu pelajaran di sekolah bawaannya pengen tidur terus, di setiap pelajaran aku kadang tidur, pengen makan aslinya tapi kantin tutup.
Terkadang aku juga sering ke toilet, bukan untuk buang air kecil, atau buang air besar, tetapi pengen cuci muka, rasanya seger, tapi kata temanku cuci muka terus lama kelamaan puasanya batal, kalau enggak sengaja meminumnya, “aku tadi pas cuci muka kayaknya enggak minum kok”.
Dan bel pulang sekolah pun berbunyi, di perjalanan menuju ke rumah, godaan untuk membatalkan puasa selalu ada, masih banyak aja orang yang jual makanan, bahkan ada juga yang jual es buah, waktu itu cuaca lagi panas sih, pengen rasanya mampir beli es buah, tapi niat itu enggak jadi, soalnya aku lupa enggak bawa uang.
Sesampainya di rumah, aku selalu menghitung detik jam, tapi tak kunjung buka puasa juga, terus aku lanjutin nonton tv, waktu itu aku nonton upin ipin, lucu banget aku ketawa-tawa terus kadang, tapi ketika iklan ada promosi sirup, bawaannya jadi pengen minum.
Aku pun akhirnya kembali ke kamar untuk tidur, tapi enggak bisa tidur, susah banget mau tidur, padahal pas di sekolah ngantuk terus loh, sekarang udah di tempat tidur, malah enggak bisa tidur.
Kemudian aku duduk-duduk di depan rumah, cari udara segar, kemudian masuk ke dalam rumah lagi, malah mencium bau masakan dari ibuku, aku pun pengen mencicipinya, tapi enggak boleh, soalnya sudah jam 4 sore, tinggal menunggu sebentar lagi.
Karena sudah jam 4 sore, aku pun memutuskan untuk mandi, setelah selesai mandi aku punya rencana untuk jalan-jalan pakai motor, ketika aku jalan-jalan pakai motor, malah ketemu temanku waktu SD, dia sedang duduk-duduk di dekat jembatan,kemudian langsung aja aku samperin.
“ngapain bro kamu di jembatan?” Tanyaku ke teman SD
“biasa nongkrong lah sambil nunggu buka puasa” jawabnya
Kemudian aku pun ikut nongkrong dengannya, kita ngobrol-ngobrol bareng, hingga tak terasa waktu buka puasa pun tiba, langsung aja aku cepat-cepat pulang ke rumah, ternyata berbuka puasa itu rasanya sangat nikmat, bahkan aku pengen nambah lagi waktu makan, berhubung perut sudah penuh, aku pun enggak jadi nambah lagi.
Malam harinya pun di lanjut dengan shalat tarawih.
Hari-hari selama bulan puasa selalu aku jalankan seperti itu, hingga di pertengahan bulan puasa, ketua kelasku Nicko ngajak teman-teman kelasnya untuk berbuka puasa bareng,aku sih setuju-setuju saja.
Tapi sebelumnya kita iuran uang dulu, setelah sore hari sekitar jam 4, kita ketemuan di depan sekolah, untuk selanjutnya menuju ke tempat acara bukber, yaitu warung makan ikan bakar samping waduk.
Di sana kita ngobrol-ngobrol bareng, yang pasti enggak ngobrolin soal pelajaran, bahkan saking lamanya ngobrol, sampai lupa untuk shalat tarawih, terpaksa enggak dapat pahala dari shalat tarawih.
Karena saking banyaknya kita makan, ketika Nicko mau bayar makanan yang sudah di pesan ternyata uangnya kurang, terpaksa kita pun harus ambil uang kas kelas, acara bukber bareng teman kelas pun selesai, aku pun pulang ke rumah.
Di akhir-akhir menjelang liburan puasa, sekolahku pun di liburkan selama dua minggu, horeee, teman-teman pada nglemparin tasnya ke lantai, karena saking senangnya. bahkan ada yang teriak-teriak, ketika yang teriak-teriak kehausan, akhirnya dia minum, jadinya puasanya batal.
Liburan bulan puasa. banyak sekali orang-orang yang mudik ke kampung halamannya, begitu juga dengan tanteku yang tinggal di jakarta, yaitu tante tut dan tante yun, ketika mereka kembali ke kampung halamannya aku sangat senang sekali, karena pasti bawa makanan yang banyak.
Selain itu tanteku ini juga sering ngajak bukber bareng keluarga, bukbernya juga di warung makan ikan bakar samping waduk, jadinya aku 2 kali kesana yang pertama bareng teman kelas, yang kedua bareng keluarga, ya enggak apa-apa lah, ikan bakarnya di sana juga enak.
Kemudian di hari-hari akhir mendekati lebaran, pasti ada acara reuni, terkadang bapakku dan ibukku datang ke acara reuni SMA nya, tanteku yang dari jakarta juga datang ke acara reuninya, sebab dulu waktu SMA tidak di jakarta, cuman kerjanya aja yang di jakarta.
Dan sampailah di acara lebaran, suasana lebaran itu sangat menyenangkan, karena di atas meja banyak sekali makanan, dulu waktu aku masih SD dan SMP, aku sering berkunjung ke rumah tetangga, untuk bersilaturahmi dan mencicipi makanan yang disediakan, bahkan kalau beruntung dapat uang juga loh, tapi uangnya enggak banyak, hanya cukup untuk beli jajan.
Ketika aku sudah SMA, aku pun jarang untuk berkunjung ke rumah tetangga, aku hanya berkunjung ke rumahnya keluarga saja, ketika berkunjung ke rumah keluarga yang rumahnya agak jauh, kita sekeluarga naik mobilnya tanteku, asyik banget pokoknya.
Ketika sampai di rumah keluarga yang agak jauh itu, mereka orang tuaku dan tanteku saling menceritakan kesuksesannya dan juga menceritakan anaknya, terkadang bapakku sering di tanya.
“Wah Galih sudah besar, sekarang kelas berapa Pak?”
“Kelas 2 SMA” Jawab Bapakku
“lancar kan pak sekolahnya?”
“Alhamdulilah lancar, naik kelas terus, meskipun waktu di kelas enggak pernah dapat rangking”
Jujur banget kalau bapakku lagi ngomong, tapi ya enggak apa-apa.
Yang paling parah ditanya adalah pamanku, waktu itu dia berumur 30 tahunan, saat itu dia masih jomblo, dia sering ditanya “kapan nikah”, terus berkunjung ke keluarga lain, masih aja ditanya seperti itu, “kapan nikah”, itu yang membuatku jadi ketawa, dan waktu di mobil, aku pun juga ikut-ikutan tanya “kapan nikah”.