Oleh: Siti Alfiyatur Rohmaniyah
Mentari masih enggan menyambut pagi. Gadis kecil itu mengayuh sepedanya dengan kencang. Wajah cantiknya terlihat sangat kelelahan bahkan menjadi bahan pandangan orang-orang sekitar selama perjalanan. “Zahra ja berapa ini? ’’ ucap security dengan nada tegasnya. “maaf pak saya terlambat, sekarang udah lewat dari jam 07.00 ” ucap Zahra dengan terbata-bata. Sudah menjadi kewajiban bagi siswa yang melanggar peraturan harus menerima sanksi atas apa yang dilanggarnya.
Zahra termasuk gadis yang rajin dan di siplin, karena kejadia yang menimpanya pagi sebelum berangkat sekolah, tiba-tiba ban sepeda kesayangannya kemps. Mau tak mau ia harus menghadap ke BK. “Zahra, ada yang bias saya bantu” ucap bu wahyu. ”Saya terlambat 10 menit” ucap Zahra dengan wajah merahnya. ”Kamu mendapat sekor dan berdiri di depan tiyang bendera selama 20 menit” tanpa menunggu lama, Zahra langsung mengambil posisi di depan tiang bendera. “Zahra …zahra.., udah miskin masih aja melanggar aturan nggak tau diri banget” ucap sinta sambil mengacugkan jarinya. Tanpa menunggu jawaban Zahra, sinta langsung pergi begitu saja dengan teman-teman gengnya. “aku memang miskin, tapi aku tidak sengaja melakukan keselahan ini” batin Zahra sambil meneteskan air mata. Setelah kewajibanya di laksanakan, Zahra diperbolehkan memasuki ruang kelas.
Suara klakson itu terdengar keras di telingga. Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Zahra tiba-tiba tersentak saat bersebelahan dengan mobil antar jemputnya sinta. “eh gadis miskin awas minggir gue mau lewat. Tanpa piker panjang Zahra langsung mengayuh sepedanya ke tepi jalan. Maklum sinta terlahir dari keluarga yang kaya raya. Anak tunggal dari seorang pemilik perusahaan ternama di kota Semarang. Lain dari Zahra, hidupnya serba kekurangan. Ayahnya yag bekerja sebagai pedagang asongan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
“Zahra udah pulang?” ibunya menyanbut Zahra dengan pelukan. “iya buk, Zahra lapar” ucap Zahra. “ibu belum masak berasnya habis ayah belum pulang” Zahra langsung masuk kamar tanpa komentar sedikitpun. “benar kata sinta aku memang miskin. Tapi setidaknya ayahku sudah bekerja keras untuk menghidupi kami. Aku tidak boleh purtus asa” batin Zahra sambil menangis.
Kehidupanya yang di bawah rata-rata membuat Zahra aktif di bidang penulisan. Beberapa argument, cerpen, puisi di muat di Koran. Zahra bukan gadis yang mudah menyerah dengan keadaan. Pagi ini Zahra berangkat leih awal dari biasanya. Zahra sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan untuk rapat osis setelah pulang sekolah nanti. Nama lengkapnya zahrotun nisak kelas x ipa. Ia menjabat sebagai ketua osis di sma harapan bangsa. Wajahnya yang cantik dan bijaksana membuat banyak teman-temanya yang terkagum . hanya beberapa saja temanya yang bersikap tidak wajar karena iri dengannya.
“assalamualikum warohmatullah wabarokatuh” Zahra membuka acara rapat osis dengan suara lembutnya.
“waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh” semua anggota osis menjawab dengan serentak.suasana ruangan sangat ramai. Semua siswa asik dengan argumen-argumen mereka.setelah semua di sepakati salah satu anggota osis membacakan hasil rapat. “untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan osis sma harapan bangsa mengadakan agenda-agenda di antaranya:
- penggalangan dana untuk anak yang kurang mampu.
- tadarus al-qur’an bersama setiap pagi.
- mengadakan pesantren kilat.
Untuk pelaksanaan semua kegiatan, jadwal menyusul. Ucap syarifah selaku seksi keagamaan. Setelah selesai Zahra mengahiri rapat dengan hati senang dan berharap bisa berjalan dengan lancar dan menjadikan sma harapan bangsa lebih unggul dalam ketaqwaanya.
Keesokaan harinya jam 08.00 tepat akan di adakan program penggalangan dana besar-besaran dan akan di salurkan ke anak-anak yang kurang mampu. “assalamualikum warohmatullahhi wabarokatuh. Puji atas kehadiratallah swt sehingga kita bias berkumpul dalam acara penggalangan dana untuk anak-anak yang kurang mampu. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada beliau junjungan kita nabi Muhammad saw yang membawa zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti saat ini. Izinkan saya menyampaikan sedikit penjelsan. Di bulan suci ramadhan,bulan yang sangat penuh berkah. Allah swt berderma kepada hambanya artinya allah melimpahkan rahmatnya untuk hambanya yang senantiasa mau melaksanakan perintahnya –yaitu amar makruf nahi mungkar dan khususnya di bulan suci yang penuh berkah ini allah membuka pintu-pintu surge bagi mereka yang mau menyisihkn sedikit hantanya untuk kehidupan kelak yag abadi.
Kehidupan yang sesungguhnya adalah hidup untuk oramg lain oleh Karen aitu di bulan suci ini kita sisihkan sedikit dari harta kita untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Karena dengan sedekahallah swt akan menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu dan allah akan memberikan rahmat bagi hambanya. Demikian yang dapat saya sampaikan dan akan di lanjutkan dengan kegiatan penggalangan dana, kurang lebihnya saya mohon maaf. Wafaqonallahu fil ilmi wal amal wallahulmuwafiq ila aqwamitthorik wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh” Zahra denga lantangnya membawakan sambutan.
Acara pun dimulai, penggalangan dana dilaksanakan di lapangan sma harapan bangsa. Penggalanga dana di laksanakn di lapangan sma harapan bangsa yang di hadiri oleh seluruh guru-guru dan siswa . sekarang giliran anak-anak kelas x ipa. “eh sini-sini, gue kan orang kaya lo pasti taukan , ni buat lo” ucap sinta sambil memasukan uang 100.000 ke dalam infak penggalangan dana. Syarifah langsung pergi tanpa membalas ocehan sinta yang kurang enak.
Prak..prak..prak.. suara iyu semakin jelas di telinga sinta. Saat memasuki halaman rumah di tambah lagi suara tangisan seorang perempuan yang tak lain adalah mamanya. Sinta langsung menuju kamar ibunya. “mama kenapa kok nagis, papa ini mama kenapa?” ucap sinta dengan isak tangisnya. “papa kamu selingkuh sayang” ucap ratna ibu sinta. Sinta hanya menahan kelu lidahnya yang tak sanggup bicara apa-apa. Sinta sudah terbiasa melihat pertengkaran mama dan papanya dan dia hanya bias menangis.
“ma pa aku mohon hentikan aku butuh kasih sayang. Papa hanya memikirkan pekerjaan tidak perbnah memperdulikan aku , semua kebutuhanku memeng terpenuhi tapi aku tidak tahan jika harus hidup begini terus aku bisa membeli sesuka yang aku mau, tapi aku tidak bahagia. Aku pengen hidup bahagia seperti teman-temanku”. Ucap sinta sambil menangis. Mereka semua hanya diam bergelut sendiri dengan pikiran masing-masing sinta langsung pergi menninggalkan mereka.
Sudah satu minggu lebih sinta mengurung dirinya di kamar, dia tidak lagi memperdulikan sekolah yang ada di fikiranya hanya hidup tenang dan bisa merasakan kasih sayang dari kedua orangtuanya.”sayang buka pintunya ayo makan dulu” ucap ratna. “ucap ratna dengan wajah kuwatir. “aku tidak mau makan , papa dan mama harus baikan, gimana nanti ma nasib sinta?”. Akhirnya snta membukakan pintu merekapu saling berpelukan, sinta senang sekali sudah lama ia sangat merinduka mamanya. Sinta sudah lumayan mendingan walopun dia belum ingin masuk sekolah akibat prustasi. Sinta mengisi hari-harinya hanya untuk main game da membantu mamanya di dapur. “sayang maafin mama, belum bisa bahagiain kamu, mama selalu bertengkar dengan papamu.”
“Tok…tok..tok..” suara itu samar-samar terdengar di telinga ratna. Seengah berlariia langsung membukakan pintu. “selamat siang, benar ini rumah bapak roni, kami dari kepolisian ingi bertemu dengannya. “ucap seseorang yang berpostur tinggi. “iya benar, ada yang bisa saya bantu” ucapap ratna dengan ramah. Setelah di persilahkan masuk tiba-tiba roni keluar dari kamarnya dengan wajah panik. “denga bapak roni, anda kami tangkap atas kasus penggelapan uang perusahaan bapak, dan rumah ini kami sita sementara sampai kasus ini selesai di tangani.” Ucap polisi, sambil membawa roni untuk di tangani.
Sinta tanpa sadar langsung menjerit ”Tidak…tidak…tidak, papa tidak salah jangan di bawa pergi sinta mohon” ucap sinta. Setelah mobil polisi itu hilang dari pandangan sinta, sinta langsung tidak sadarkan diri. Ratna menangis sambil membawa sinta masuk ke kamar.. setelah beberapa menit sinta tersadar mereka saling berpelukan.mereka semua hanya bisa menangis atas kejadiha yang meimpa keluarganya. 5 menit kemudia rumah itu sudah di segel terpaksa ratna dan anaknya angkat kaki dari rumah tersebut. “mama kita mau ke mana?” ucap sinta “kita ke rumah nenek saja sayang, mau ke mana lagi tidak mugkin kita tidur di jalanan”
Semua mata tertuju pada gadis itu. Dia sinta seorang yang menjadi korban dari kedua orangtuanaya, tubuhnya bertambah kurus di tambah lagi kedua kantong matanya yang semakin hari semakin sembab. Mungkin akibat dari seringnya ia menangis , air matanya kadang menjadi hujan-hujan yang di sembunyikanya.
Sudah limabelas hari menjalankan puasa di bulan ramadhan, tapi hati sinta selalu di penuhi rasa ketakutan. “sinta apa kabar?, kok lama tidak berangkat sekolah” ucap Zahra sambil mengulurkan tangan. “Alhamdulillah baik. Iya aku tidak apa-apa kok”ucap sinta dengan malu-malu. Semua murid sudah memenuhi aula sms harapan bangsa. Karena 5 menit lagi acara pesantren kilat akan segera di mulai.
Syarifah langsung membuka acara dengan percaya diri tanpa ada keraguan sedikitpun. Acara siraman hatipun di mulai .“assalamualikum warohmatullahhi wabarokatuh, Di bulan ramadhan yang suci ini allah tidak akan menyia-nyiakan umatanya yang senang tiasa mau bertaubat dan kembali kejalan yang benar dan menjalankan amalan-amalan yang sanagat di anjurkan misalnya sodaqoh. Berbagi dengan sesama umat, karena apabila kita ikhlas allah yang akan membalasnya, jika tidak di dunia berarti di kehidupan kita kelak yang abadi dan saat kita tertimpa musibah allah swt akan senang tiasa melimpahkan rahmatnya.
Suasana ruangan terasa hening semua siswa mendengarkan secara khidmat terlebih sinta tanpa sadar ia meneteskan air mata. Dan di ahir penjelasan pak Mahmud berpesan kepada seluruh hadirin. Yang utama dalam hidup adalah mampu melewati segala takdir allah dengan kerendahan hati. Wassalamualaikum warohmatullahhi wabarokatuh”. Ucap pak Mahmud selaku nara sumber dalam acara pesantren kilat sma harapan bangsa.
Ketiga ingsan itu saling berpelukan mereka angat bahagia ketika mendapat kiriman dari petugas kantor pos. “ayah,ibu Zahra senang sekali alahamdulillah bias lolos mengikuti lomba penulisan karya ilmiyah dan mendapat juara 1” ucap zahara dengan suara khasnya. “ibu bangga sekali , nanti uanag binaan hasil dari lomaba kamu, bias kamu tabung untuk masa depan kamu saying”. Ucap ibu
Kemudian mereka bersama-sama pergi jalan-jalan sebagai tanda bersukur, mereka membeli makanan yang di niatkan untu di berikan di masjid untuk berbuka puasa, tiba-tiba dia melihat sinta sedang meminta-minta saat mau menju rumah. “sinta kok kamu disini” ucap Zahra denagn kawatir. “iya Zahra aku sekarang sudah miskin, maaf aku dulu sering menjelek-jelekan kamu. Aku minta maaf Zahra” ucap sinta. “ tidak apa-apa kok sinta, sudah aku maafkan dari dulu, ini ada sedikit rezeki untuk kamu” ucap Zahra sambil memeberikan sedikit uang. “terima kasih Zahra” ucap sinta. Dalam hati sinta berkata “terima kasih yaallah aku sudah sangat berdosa dengan zahra, tapi dia tidak pernah sedikitpun mempunyai dendam, teringat pesan pak Mahmud barang siapa yang bersodaqoh akan mendapatkan balasan dari allah swt. Padahal waktu ada acara penggalangan dana untuk siswa yang kurang mampu, aku menyumbangkan dengan cara tidak baik, pintu maaf allah selalu terbuka untuk umatnya yang mau menyesali dosanya. Saat kini aku tertimpa musibah tangan allah selalu melimpahkan rahmatnya dan memberikan petunjuk kejalan yang lurus.
Sinta berlari dan memeluk zahra dengan rasa penyesalan, matanya tidak berhenti meneteskan air mata. Mereka saling berjanji akan menjadi sahabat yang selalu setia dalam susah dan senang dan mennjadi ingsan yang senangtiasa selalu bersukur atas karunianya, dan menjalankan amar mak’ruf nahi mungkar.Zahra seperti sedang bermimpi seseorang dari masa lalunya yang mengukir luka sekarang menjadi sahabatnya. zahrapun berpamitan dengan sinta mereka kembali ke rumah masing-masing dengan hati senang dan tak henti-hentinya kalimat tahmid di ucapakan dalam hati kedua ingsan itu.