Kumandang Adzan

Oleh: Rama Irlangga Putra

19 desember 2003 seorang ibu sedang berjuang sekuat tenaga serta sepenuh hati dalam menghadirkan anak tersayangnya yang sudah ia nanti selama 9 bulan 20 hari.Beragam masalah pun datang tiba-tiba saat perjuangan yang berat dimulai.

Dimenit 3 tiba-tiba sang ibu mendengar bahwa suami tersayangnya telah dipanggil oleh sang maha kuasa melalui sebuah insiden tabrak lari disaat ia sedang menuju ke tempat hadir dari anaknya yang sudah dinanti-nanti.Kesedihan yang dirasa-kan oleh sang ibu makin membuatnya tak kuasa sehingga berselang waktu 5 menit pendarahan hebat pun dialami perlahan oleh sang ibu,para suster serta bidan yang ada ditempat itu pun makin histeris dan mulai berfikir cepat bagaimana cara nya agar persalinan itu cepat terselesaikan agar tidak serta merta menyusul kabar seperti sang ayahnya.Beragam upaya pun dilakukan oleh sang spesialis ini,namun dimenit 2 setelahnya sang ibu mulai depresi dan perlahan memejamkan matanya sambil mulai menurunkan teriak keras perjuangannya.

Disaat semua orang yang ada disana sedang tertekan karena masalah itu,suara panggilan adzan maghrib pun mulai memasuki centi demi centi telinga kecil mereka.Akan tetapi para personil disana tetap merasa ketakutan karena pasien yang sedang dilayani mengalami masalah yang sangat serius.Dan disana lah keajaiban Tuhan datang dengan perlahan sang ibu berteriak kembali dengan penuh kesadaran sambil mendorong bayi tersayangnya untuk menginjakan kaki didunia yang mereka impikan itu.

Suster dan bidan hanya bisa terengah dengan kejadian tersebut karena setelah adzan tiba tiba sang ibu bisa sadar dengan seketika dan seperti mendapatkan tenaga baru dalam menghadapi takdirnya yang sudah tertulis.

Tak lama sang bayinya pun menjerit dan menangis untuk pertama kalinya didunia ini,karena saat itu yang datang hanyalah sang kakek,maka kakeknya itu meng adzankan bayi kecil itu dengan merdunya.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar. (2X)

Asyhadu an laa illaaha illallaah. (2X)

Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2X)

Hayya ‘alas-shalaah (2X)

Hayya ‘alal-falaah. (2X)

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (1x)

Laa ilaaha illallaah (1x)

Tapi setelah ayah dari ibu itu meng adzankan ayahnya tersenyum kepadanya dan juga menengok untuk terakhir kalinya cucu tersayangnya itu,sang kakek tiba tiba terjatuh menghadap kiblat dan tergeletak.Sang ibu yang kelelahan mulai menangis lagi karena keadaan yang tiba tiba terjadi oleh ayahnya itu.Bidan pun mulai terburu-buru untuk menganalisis kondisi dari ayahnya itu.Namun takdir sudah memanggil maka takdir harus diterima.Karena pada proses itu sang ibu merasakan duka karena orang tersayangnya hilang satu persatu maka tiba-tiba cahaya ilahi mengingatkan pada sang ibu,ingatlah kepada Pencipta mu yang agung,teruslah berjuang tanpa keputusasaan karena musuhmu selalu mengawasimu untuk melakukan kesalahan.

Setelah sang anak diadzankan anak itu pun diberi nama oleh ibu.Dengan nama Ridha Maghrib Aziz yang didasari dari keinginan sang ibu bahwa agar anak ini dijadikan sebuah ridha Allah dalam kehidupannya yang akan mendatang dan selalu mengingat akan kewajibannya dalam duniawi maupun akhirat agar dapat selamat dari jalan yang salah.

5 Tahun setelahnya

Ridha kecil yang tumbuh pun mulai masuk ke sekolah terdasar taman kanak-kanak kartini.Sejak Ridha disana Ridha menjadi anak yang cerdas dan berprilaku sangat baik,para guru-guru terkesan dengan Ridha,dan suatu ketika sekolah itu mengadakan suatu acara foto keluarga dan sang Ibu pun mempersiapkan diri sebelum acara itu diadakan.

“Ridha Pakai baju mu dengan benar,jangan lupa memakai wangi wangiian agar penampilanmu menjadi baik“ Bu Ranti

“Iya bu“ jawab Ridha dengan peuh semangat.

“Cepat Ridha habiskan makananmu lalu kita berangkat.“Bu Ranti

Dan setelah sarapan pagi mereka pun berangkat ke sekolahnya.

Dihari kelangsungan acara berjalan dengan lancar foto tiap keluarga diselesaikan dengan cepat namun,Ridha menyadari kekurangan pada keluarga nya dan menanyakann kepada ibunya.

“Bu teman teman semua berfoto dengan seorang pria dewasa,mereka itu ayah ya bu?,“Tanya Ridha dengan penasaran

“ya,itu adalah ayah mereka “Bu Ranti

“lalu dimana ayah Ridha bu“Tanya Ridha

“Ayah ridha sudah ditempat terbaik kok jadi Ridha harus mandiri ya“

Ridha yang tidak mengerti apa-apa tentang arah perbincangan hanya menjawab ia dan terus melakukan sesi fotonya.

Setelah acara foto selesai ada beberapa anak yang menghampiri Ridha dan bertanya-tanya “dimana ayah kamu“ “dimana ayah kamu“

Ridha hanya menjawab “ayahku sedang sibuk“

Dan suasananya semakin memanas sampai akhirnya para anak anak itu mulai menyerang Ridha untuk menyakitinya.Namun seorang kepala sekolah berhasil menahan kejadian itu

“Hei kamu jangan melakukan hal buruk disekolah,karena hukumannya sangat tidak menyenangkan loh“Sapa seorang lelaki untuk memisahkan mereka.

“ehhh iyaaa omm,maafkan kami.Kami pergi dulu ya“

Ridha pun menangis karena kata kata temannya yang menyinggung ayahnya.Dalam hati Ridha

“mengapa harus aku yang tidak memiliki ayah,kemana ayahku..“

Ridha yang frustasi karena tidak dapat menampung pemikirannya itupun langsung berlari menuju rumahnya.Saat Ridha berlari bu Ranti pun melihatnya dan mengejar Ridha.

Dan setelahnya Ridha pun menjadi pribadi yang nakal,suka keluyuran dan bermain mencoret-coret dinding dengan teman nakalnya,Dan tak lama bulan Ramadhan pun datang.

Dalam menyambut ramdhan dihari pertama maka akan diadakan sholat tarawih dan saat Ridha bermain dengan teman nakalnya dimarkas nya yang tak jauh dari Masjid,Ridha menyaksikan sebuah moment dimana ada seorang pemulung yang Sholat dan setelahnya ia mulai kembali mengemasi barangnya,

Adik pemulung“Ka,lapar“

Kaka“dek,sabar ya kita jual dulu barang kita yang sudah dikumpulkan ini“

Adik “tapi kak dedek udah ga tahan“

Melihat kejadian itu juga ada orang yang berinisiatif memberika makanan kepada pemulung kecil ini,hati Ridha pun tergerak dan ridha mulai berjalan menghampiri pemulung itu dan bertanya

“kalian sedang apa bawa-bawa barang gitu“

“kami kan pemulung,jadi kami mengumpulkan uang untuk membiayai hidup kami seperti makan yang terpenting“

“lalu orang tua kalian dimana?“

“orang tua kami tidak ada,kami hidup sebatang kara“

Ridha pun tak kuat hati dan menangis saat itu..Dan mulai mempelajari bahwa hidupnya lebih beruntung dari pada orang lain seperti yang ia saksikan

Dan setelah pemulung kecil selesai makan Ridha mengajak mereka ke rumahnya dan setelah itu ridha kembali menjadi anak yang baik lagi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *