Ramadhan Tahun Ke-8

Oleh: Aenullael Mukarromah

 

Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan,

Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

(Al-Hadits)

Riuh membuncah keheningan, ada kebahagian yang memancar dari ufuk timur dan barat. Beragam doa terpanjatkan demi sebuah asa perjumpaan. Banyak hal dilakukan manusia untuk menyambutnya. Bulan penuh barokah, bulan yang suci, kebahagiaan jua kemulian bagi hamba yang bertaqwa. Tidak sedikit orang berlomba-lomba mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Ada yang mempersiapkannya dengan tetap berpuasa sunnah, menjaga kesehatan dengan berolahraga, melatih hawa nafsu, kemudian menjaga lisan, tindakan dan pendengaran agar terbiasa dengan hal-hal yang baik. Seperti yang dikisahkan oleh para sahabat, Nabi Muhammad SAW pun pernah berdoa 2 bulan sebulum datangnya bulan ramadhan agar Allah memanjangkan umurnya sehingga dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Lahaula wala quwatailla billah, begitu bahagianya Beliau sehingga segala persiapan dipanjatkan, doa dilantunkan, munajat harapan yang tak pernah usai. Bagaimana dengan kita yang hanya mengejar kesenangan tanpa iringan doa kepada Sang Maha Penjaga ?

Bahagia menyambut bulan Ramadhan merupakan sunnah dan bagian yang tidak boleh terpisahkan bagi umat Islam. Ini semua karena berpuasa sebulan penuh bagi umat Islam adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, meninggalkannya akan mendapatkan dosa terkecuali pada hal-hal tertentu. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan. Segala pertolongan yang akan Allah berikan kepada siapa saja hambaNya yang penuh dengan kebaikan serta kemudahan kaki serta tangan dalam melangkah dan memberi kepada sesama.

Kini saatnya menyampikan bisikan hangat pada sebuah rindu dalam kebersamaan. Rindu yang selalu dinantikan oleh siapa saja, yang katanya bulan Ramadahan sebagai bulan berkumpul paling harmonis dengan keluarga, mengejar pahala bersama juga beribadah bersama. Seindah itu, dan aku termasuk salah satu yang merindukannya. Tidakkah demikian denganmu ?

***

Pulang adalah pada mereka yang membutuhkan pelukan hangat dibatas senja

Tak bertepi namun berujung rindu .

(anonym)

***

 Pada sebuah jarak dan waktu yang tidak kita temukan kembali

Entah seberapa jauh kaki melangkah, tangan mengadah, air mata tumpah ruah, namun yakinlah semua itu tetap bertumpu pada-Nya

Kawan……

Maukah kau mendengarkan dendang perjalanan yang kian membuat pilu?

Maukah kau coba merasakan indahnya menahan rindu yang tak mungkin dapat terobati ?

Kini kuberdendang menggunakan pena agar dapat ku untai milyaran rasa.

***

Ini kisah nyata tentangmu yang selalu menguras air mata

Ku tulis rentetatn syair dan bait-bait rindu pada dunia agar goresan pena dapat menjadi saksinya. Aku hanya sekedar mengabadikan kisahmu, bukan karena tidak menerima takdir sang kuasa, namun inilah bukti cinta terbesar yang selalu kudendangkan lewat munajat rindu dalam sujud panjangku. Waktu dan kesempatan yang kini datang menyapa bukanlah sebuh kebetulan belaka, namun inilah janji Sang Maha Kuasa. Ayah…..kini dimensi waktu tak pernah mampu menawar rindu, hanya mimpi indah dapat berjumpa dengamu sebagai penawar milyaran duka. Surga yang Allah janjikan sudah dapat kau nikmati terlebih dahulu.

***

Sejak duduk di bangku sekolah dasar Ayah adalah seorang pekerja serabutan, pekerjaan apa saja yang terpenting halal adalah pegangan hidupnya. Pernah bekerja sebagai TKI di Malaysia selama 4 tahun, dan waktu itu aku masih sekolah TK. Kemudian menjadi marbot masjid, guru honorer, tukang ojek juga pekerjaan terakhirnya sebagai sekertaris di kantor desa. Bercengkrama dengan masyarakat tak hayal namanya selalu terkenang karena kebaikannya, aku bersaksi bahwa selama hidupnya beliau adalah orang yang ramah, baik, dan kaya akan kesabaran. Tidak ada hari libur baginya, setiap waktu kami selalu menerima tamu yang datang kerumah walau hanya sekedar untuk meminta Ayah membuatkan surat. Sejatinya kerja ikhlas, kerja keras dan kerja cerdas adalah kejujuran yang membawa berkah untuk keberlangsungan hajat hidup orang banyak, tutur Ayah pada waktu itu.

Ayah yang setiap harinya berangkat kerja hanya bermodalkan sepeda ontel tua mendadak jatuh ke salah satu selokan milik warga, rasa panik tentunya sangat dirasakan oleh ibu. Ayah yang memiliki penyakit darah tinggi, tidak pernah sedikitpun ada keluhan bahkan rintihan, namun kejadian ini dikarenakan Ayah sudah kelelahan dan membutuhkan istirahat karena begitu banyaknya pekerjaan. Beliau selalu menjadi laki-laki tangguh yang berada di barisan terdepan untuk menghidupi keluarga. Sikap sederhana yang dimiliki merupakan salah satu alasan Ibu selalu jatuh cinta padanya. Konon katanya mereka berpacaran selama 11 tahun, semenjak duduk di bangku sekolah dasar, hal terebut tentunya telah melewati ujian cinta, akan tetapi mereka bertahan ditengah derasanya kekuatan doa, dan akhirnya berlabuh pada mahligai pernikahan.

“Nak… andai Ayahmu masih hidup pasti beliaulah orang yang paling bahagia melihat tumbuh kembang ke-3 anaknya”. Celoteh Ibu malam itu.

Ayah meninggalkan 1 orang istri, dan 3 orang anak, dan akulah anak pertama yang selalu Ibu berikan nasehat, tentunya bagi ibu aku adalah tulang punggung keluarga, bagaimanapun dan dengan cara apapun keluarga adalah prioritas utama. Kemudian terus menuntut ilmu setinggi-tingginya, adalah nasehat ibu yang utama. Kami bukanlah orang kaya yang memiliki harta berlimpah ruah namun, kami di didik dengan kebaikan serta penanaman akhlakul kharimah sehingga kami menjadi orang yang kaya dengan kesyukuran. Tidak ada sawah dan ladang untuk digarap, kebun yang luas membentang, itu semua tidak ada. Maka kelak yang akan kalian bawa ketika sudah menemukan pasangan hanyalah ilmu, tidak ada harta berlimpah. Sedari dini tuntullah ilmu itu setinggi-tingginya. Entah di surat, atapun dalam kehidupan sehari-hari nasehat inilah yang selalu ibu sampaikan kepada kami.

Sekarang kami menyadari bahwa memang takdir itu kehendak sang Ilahi

Jangan tanyakan bagaimana rasanya menjalani hidup tanpa kehadiran sang Ayah

Jarak tidak pernah mampu mewujudkan waktu sebagai saksi, jika pelukan asa dan rindu itu nyata

Kami sama seperti kalian, yang selalu merindukan Ramadhan sebagai bulan kemuliaan

Bulan penuh berkah yang dapat menjadi saksi perajalanan Taqwa

Dan Inilah tahun ke-8 kami bertemu Ramadhan tanpa Ayah.

Ayah… izinkanku berdendang menyampaikan rasa rindu tuk bisa bersua denganmu. Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu kunantikan, entah seberapa jauh kaki melangkah, berapa lama kumenanti, namun berjumpa denganmu adalah bisikan yang selalu kumunajatkan pada-Nya. Bolehkah kuberharap berjumpa dengan Lailatul qadarmu, kemudian kusampaikan tujuanku untuk dapat berjumpa denganMu, Sang pencipta jagad raya. Inginku bertanya, kenapa Ayah orang pertama yang kesempatan hidupnya tidaklah panjang ? sedangkan mereka orang-orang yang gemar berbuat dosa, masih Kau berikan kehidupan ? sedangkan Ayah adalah orang yang sholeh selama hidupnya.

***

Tuhan

Ketidak berdayaanku terkadang membunuh diri sendiri

Terkadang kuberlari dari panggung kehidupan ini

Namun, semakin kemengelak semakin perih mata melihat dunia

Tidak menangis, hanya saja hujan air mata yang jatuh ke pipi gambaran nyata

Sengaja ku melantunkan ayat demi ayat agar pemahamanku tentang takdir mendapatkan jawaban

Sebagai penyejuk hati, jua agar dapat kuketahui segala hikayat hidup dalam kalamMu

La tahzan innallaha maana

La tahzan innallaha maana

La tahzan innallaha maana

Kumenemukan kalimat itu dalam kitab suciMu.

Lalu, kepingan puzzle yang masih tersisa itu kini telah terisi dengan sempurna

Jangan bersedih, sesungguhnya Aku bersamamu.

Itu JanjiMu,

dan aku teramat sangat menyayangiMu Tuhan

Maafkan ketidarberdayaanku.

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban ya syahrul siam.

***

Semoga segala kesempatan yang kini Allah berikan dapat terus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Segala kesehatan, kebaikan, rizky, juga kebahagian adalah takdir sang kuasa, itu yang kini kuyakini. Ibu juga kedua adikku pasti akan tetap bahagia, karena hanya keikhlasanlah yang mampu menyembuhkan luka, mengikhlaskan orang yang kita sayangi tidaklah mudah, namun jika semuanya telah kita serahkan pada-Nya, maka tidak ada kesedihan yang sia-sia kerena semua berasal dari-Nya. Bangkit kemudian hapuskan segala bentuk kekecewaan merupakan kunci utama. Terus mempelajari ayat-ayatNya karena semua jawaban ada disana. Hikayat hidup ada dalam risalahNya.

Kawan…….

Perjalanan ini kusebut sebagai rentetan rindu.

Kerinduan yang selalu membuncah untuk bertemu, bagaimanapun juga Allah sang pemilik semesta, Nabi Muhammad utusan yang maha kuasa, dan kita hanyalah titipan Sang Maha Kaya. Bolehlah merindu pada makhluk yanag sudah tidak bernyawa, namun jangan sampai itu semua menjadi penghalang untuk menghantarkan doa kepada yang dicinta. Karena sebaik-baik tempat kembali hanya padaNya. Kita hanyalah titipan sementara, memanfaatkan hidup sebaik-baiknya, bermanfaat untuk ummat serta menjadi pribadi yang bertaqwa adalah tujuannya.

Ayah …..

Aku ikhlas melapasmu, namun biarkan rindu terus dapat kami rasa sebagai pengobat duka.

Doakan kami di sana agar dapat menjadi manusia yang berguna.

Allah izinkan kita berkumpul  di syurgaNya

You can’t be immortal

but you can make people remember you for thousand years.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *