Oleh: Ambarwati
Aku sedang duduk di kursi tamu sambil membuat daftar nama-nama tetanggaku ketika putri keduaku pulang dari sekolah. “Assalamu’alaikum Mama” dia masuk rumah dan mencium telapak tanganku. Akupun menjawab salamnya “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuhu”. Tiba-tiba putriku itu bertanya “Mama…mama, kata bu guru sebentar lagi bulan Ramadhan, bulan Ramadhan itu apa tho Ma?” Tanyanya dengan lugu. “O…Ramadhan itu salah satu nama bulan dari 12 nama bulan dalam setahun Sayang. Bulan Ramadhan itu, bulan yang penuh berkah Nak, di bulan itu kita umat muslim diperintahkan Allah untuk berpuasa.” Kataku menjelaskan. “Ha..ah, berpuasa?” Lanjut putriku yang baru TK nol kecil itu dengan mimik lucu. “Iya Sayang, berpuasa itu menahan lapar dan haus juga hal-hal yang bisa membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenam matahari Nak.” Terangku. “Aduh…nanti dik Jannah lapar dong Ma, klo ndak sampai sore boleh tidak puasanya Ma?” Dengan tersenyum aku menjawab,”Boleh…boleh, Dik Jannah kan masih kecil jadi boleh latihan puasa dulu. Tidak makan dan minum sampai duhur atau sampai asyar juga ndak papa. Tapi kalau Mama, Ayah dan Mas Aka harus puasa penuh satu hari Nak.” Putriku manggut-manggut. “Ayo ganti baju dulu Sayang”. Ajakku sambil berjalan ke kamar.
Pagi ini aku mengikuti pengajian di mushola dekat rumah. “Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang dirahmati Allah, menyambut Ramadhan yang tinggal dua hari lagi saya ingin menyampaikan tentang Dasyatnya sedekah di Bulan Ramadhan.” kata Ustadz Yulian memulai ceramahnya. Akupun menyimak kajian ini dengan sepenuh hati. Kucatat 3 hal yang dijelaskan Pak ustadz, yaitu : (1). Puasa di Bulan Ramadhan yang diikuti dengan sedekah dan sholat malam merupakan jaminan surga (HR. At Tirmidzi), (2). Orang yang memberi buka pada orang yang berpuasa mendapatkan pahala orang yang berpusa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (HR. At Tirmidzi), dan (3). Bersedekah di Bulan Ramadhan itu dimudahkan, karena di Bulan Ramadhan pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu (HR. Bukhari). Sungguh kajian hari ini membuatku bersemangat untuk memperbanyak sedekah di Bulan Ramadhan tahun ini.
Alhamdulillah…wa syukurillah, terima kasih Ya Allah Engkau ijinkan hamba bertemu lagi dengan ramadhan tahun ini. Bulan yang penuh berkah, rahmad dan ampunanMu. Beberapa bulan sebelumnya aku sengaja menyisihkan uang belanja untuk keperluan ramadhan. Di minggu pertama ini aku berniat membagikan beras dan telur untuk tetangga-tetangga. Kucek kembali jumlah beras dan telur yang sudah aku pesan sebelum aku bagikan. Aku memang sengaja tidak membagi beras semua ataupun telur semua untuk tetanggaku. Beras kuperuntukkan bagi mereka yang kurang mampu, sedang telur kubagikan untuk mempererat persaudaraan dengan tetangga-tetangga dekat rumah. Sebanyak 24 bungkus beras dan 21 bungkus telur. Aku memang sengaja tidak membeli beras dan telur ini di supermaket. Aku membelinya di warung tetangga, niatnya sih memenuhi hajad tetangga juga. Karena ada dua warung dekat rumah, maka berasnya aku pesan di warung yang satu dan telurnya aku pesan di warung yang satunya, he..he.., itung-itung bagi-bagi rizki. Alhamdulillah…aku sangat bersyukur, Allah karuniakan rizki untuk keluargaku sehingga bisa berbagi pada tetangga-tetangga di bulan suci ini. Semoga saja bingkisan ini berguna bagi mereka. Amin.
Tak terasa Ramadhan sudah berlalu 8 hari, Alhamdulillah sudah terasa ringan menjalaninya dibandingkan hari pertama dulu yang terasa amat berat. Malam ini aku bersama suami dan kedua putriku bersama ke Mushola untuk menjalankan ibadah sholat isyak dan tarawih berjamaah. Setelah sholat selesai Mas Zis mengisi kultum. Sungguh luar biasa isinya. Benar-benar meningkatkan niatku untuk memperbanyak sedekah di bulan penuh berkah ini. Kata Mas Zis “Para jamaah tahu tidak ternyata seorang manyit jika diberi kesempatan untuk kembali ke dunia, maka dia ingin melakukan sedekah, hal ini tertuang dalam QS. Al Munafiqun ayat 10.” Mas Zis terdiam sejenak “Dan sungguh benar…mengapa bukan ingin sholat, puasa atau zakat? Hal ini disebabkan si mayit melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal.” Lanjut Mas Zis. Kemudian beliau menyampaikan bahwa Rasulullah telah bersabda dalam sebuah hadist riwayat Ahmad yang isinya Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia. Subhanallah.
Hari ini kusampaikan niatku untuk membagikan bingkisan lagi. Dan suamiku Alhamdulillah mendukungku, bahkan beliau menyarankan agar lebih banyak tetangga yang menerima. Akupun memesan mie instan dan telur ke warung tetangga. Kusediakan sebanyak 70 bungkus bingkisan. Meskipun hanya berisi 7 biji mie instan dan setengah kilogram telur tidaklah mengapa. Alhamdulillah semuanya sudah siap hari ini, besuk hari jum’at, insya Allah besuk aku bagikan ke tetangga.
Alhamdulillah selama ramadhan banyak kajian yang membuat aku bersemangat untuk beribadah, terutama memperbanyak sedekah dan menjadi penderma. Tiap Ahad ada kajian rutin, dan setiap malam ada kultum. Sungguh ini dapat menjadi santapan rohani yang luar biasa, sehingga tidak hanya jasmani yang sehat tetapi juga rohani, ada keseimbangan antara kesehatan jiwa dan raga, antara fikir dan zikir. Subhanallah ini sudah memasuki minggu ketiga Bulan Ramadhan…. ada perasaan ingin semakin memperbanyak sedekah. Tiba-tiba aku mengingat kajian tentang pahala orang yang memberi buka orang yang berpuasa. secara spontan timbul ideku, kan aku ikut jadi pengurus PKK, juga ikut aktif pertemuan rutin ibu-ibu PKK tiap bulan. Sebagai pengurus dan anggota tentu suatu ketika aku mendapat giliran untuk ditempati. Jika demikian mengapa aku tidak mengambil kesempatan itu saat ini pas di Bulan Ramadhan. Semoga saja makanan yang diberikan saat pertemuan PKK sebagian digunakan para anggota untuk berbuka. Jadi insya Allah aku dan keluargaku juga mendapatkan pahala dari puasa mereka. Sesaat kemudian aku mengirimkan pesan lewat WA kepada ketua PKK, aku minta untuk rapat pengurus dan pertemuan rutin PKK bertempat di rumahku. Alhamdulillah ibu ketua menyetujui. Tidak mengapalah satu minggu ini rumahku ketempatan acara dua kali. Untuk pengurus memang sengaja sekalian buka bersama, jadi selain snack juga kusediakan makan. Sedangkan untuk pertemuan anggota hanya kupesankan snack, namun kusediakan hadiah hadir untuk semua yang datang sebuah tempat buah. Ini semua kuniatkan untuk sedekah. Semoga saja Allah berkenan menerima sedekahku sekeluarga. Amin.
Hari ini di mushola dekan rumah diadakan buka bersama. Panitia tidak memasak sendiri makanannya. Beberapa rumah dimohon dapat mengumpulkan nasi kotak dengan lauk yang seragam. Masing-masing rumah diminta mengumpulkan minimal 10 nasi kotak. Tentu saja aku sambut hal ini dengan penuh sukacita. Aku berharap ini menjadi ladang amalku sekeluarga. Karena aku tidak pandai memasak, aku pesankan 15 nasi kotak ke tetanggaku. Alhamdulillah meskipun aku tinggal di desa, namun apa-apa tersedia. Akupun mengikuti buka bersama sore harinya bersama keluargaku. Alhamdulillah dapat tambahan ilmu Agama. Ustadz Tuasikal mengisi materi dengan judul “Tujuh Alasan Banyak Sedekah di Bulan Ramadhon”. Segera kukeluarkan buku kecil dari tasku dan aku mulai menulisnya. Pertama, Bulan Ramadhan merupakan waktu yang mulia dan pahala berlipat ganda. Kedua, Rajin berdema pada Bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, memberi buka orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa. Ketiga, Di Bulan Ramadhan Allah juga berderma dengan memberikan rahmad, ampunan dan pembebasan dari api neraka, apalagi di malam lailatul qodar. Keempat, Menggabungkan antara puasa dan sedekah merupakan salah sau sebab seseorang dimudahkan masuk Surga. Kelima Menggabungkan antara sedekah dan puasa ditambah sholat malam merupakan sebab kemudahan meraih ampunan atas dosa-dosa dan selamat dari siksa neraka. Keenam, Dalam puasa ada cacat atau kekurangan, maka sedekah itulah yang akan menutup kekurangan itu. Dan ketujuh, berderma saat berpuasa agar orang-orang yang berkecukupan dapat merasakan penderitaan orang yang biasa kekurangan sehingga mau berderma.
Hari ini aku merasa bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena putraku yang di pondok pulang, namun sedih karena tinggal seminggu lagi Ramadhan penuh berkah ini berlalu. Kesempatan untuk memberikan takjil tiap hari jumat, kesempatan berbuka bersama, jamaah sholat isyak dan tarawih serta sahur bersama keluarga akan segera berlalu. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu” lamunanku buyar ketika kudengar salam dari putra sulungku. “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuhu Sayang”. Jawabku…”Ibu sehatkan?” Tanya putraku sambil meraih telapak tanganku dan diciumnya. Akupun merangkul putraku ke dalam rumah, sementara suamiku memasukkan mobil ke garasi. “Hore…Mas aka datang…hore”. Teriak putri keduaku dengan riang, sementara adiknya yang baru berusia 13 bulan dan baru bisa jalan mengikutinya dari belakang.
Sore ini aku duduk-duduk diteras sambil menunggu waktu buka tiba. “Ibu, biasanya keluarga kita memberikan bingkisan lebaran.” Kata putraku. “Ramadhan tahun ini juga iya kan Bu?’. Lanjutnya menanyakan. “Insya Allah Nak”. Jawabku sambil tersenyum. “Kamu mau ikut iuran?”. Tanyaku kemudian. “Uang tabungaku masih berapa ya Bu?” Dia balik tanya. “Hem…kayaknya masih delapan ratusan ribu, gimana Sayang?”. Tanyaku sambil mengernyitkan dahi. “Em..bolehlah, tolong besuk ibu ambilkan di BMT 200 ribu ya Bu, buat iuran bingkisan”. Kata putraku. “Alhamdulillah…makasih ya Nak.” Ucapku. Putraku yang satu ini Alhamdulillah tidak pelit dalam hal bersedekah bahkan sejak dia masih kecil.
“Bu…ini ada artikel bagus.” Kata putraku sambil menunjukkan beberapa helai kertas.”O…ya, apa ini?” Kuterima gulungan kertas dari putraku dan kubaca judulnya “Sepuluh Keutamaan Sedekah, ditulis oleh Wiki”. Gumamku. “Hem…betul kamu Nak, artikel ini sangat menarik”. Aku pun mulai membaca dan kubuat ringkasannya. (1). Sedekah membawa keberkahan pada harta yang dimiliki. (2). Sedekah bisa menghapus dosa. (3). Pahala orang yang sedekah akan dilipatgandakan. (4). Orang yang bersedekah mendapat naungan di hari kiamat. (5). Sedekah bukti keimanan seorang hamba pada Allah. (6). sedekah dapat mencegah maksiat dalam jual beli. (7). Tersedia pintu surga khusus bagi orang yang sedekah. (8). Sedekah bisa membebaskan dari siksa kubur dan siksa api neraka. (9). sedekah memberikan pahala yang terus berkembang. Dan (10). Bersedekah akan mendatangkan kelapangan dada dan kebahagiaan.
Tiga hari lagi lebaran tiba, aku sekeluarga pergi ke salah satu hipermarket untuk membeli bingkisan. Kami menyediakan kurang lebih 90 bingkisan lebaran. Setiap bingkisan berisi wafer kaleng, gula dan teh. In sya Allah besuk sore siap dibagikan ke tetangga. Alhamdulillah aku tidak merasa berat, karena untuk kepentingan membeli bingkisan lebaran aku setiap bulan menabung di pertemuan PKK. Alhamdulillah ya…Allah Engkau cukupkan rizki bagi kami untuk berbagi di bulan suci ini. Semoga Kau perkenankan kami bertemu lagi dengan ramadhan tahun depan Ya…Allah. Amin.
Sore ini aku dan keluarga mendatangi dua Yayasan yatim piatu untuk memberikan santunan. Aku sengaja mengajak anak-anakku agar mereka terbiasa dengan berbagi seperti ini. Hari ini hari terakhir puasa. Setelah membayar zakat fitrah, aku mampir ke warung membeli makanan untuk buka sekaligus membeli snack untuk jamaah yang takbir malam nanti. Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar….. Subhanallah besuk sudah idul fitri. Tidak terasa satu bulan sudah berlalu. Aku berharap semoga kami betul-betul kembali pada fitroh yang suci. Amin.
Setelah sholat id, kami sekeluarga saling memaafkan. Kucium punggung telapak tangan suamiku dan meminta maaf padanya. Tak terasa air mataku menetes, aku merasa masih banyak kesalahan dan belum bisa menjadi istri yang sholehah untuknya. Anak-anakpun bergiliran meminta maaf dan mencium telapak tangan kami. Sungguh damai rasanya hidup ini.
Hari-hari berlalu setelah ramadhan pergi. Alhamdulillah kami merasakan betul hikmah dari sedekah yang kami lakukan. Kami merasa rizki yang diberikan Allah pada kami makin bertambah dan makin berkah. Rizki dari Allah datang silih berganti dari tempat yang tidak kusangka-sangka. Alhamdulillah. Kami sekeluarga selalu merasa rizki dari Allah lebih dari cukup dari kebutuhan kami. Kami juga merasakan hati kami makin lapang dan keluarga kami makin bahagia. Alhamdulillahi rabbil’alamin….syukur hamba padaMu.